Catatan Perjalanan Kuliah Lapangan Pendahuluan Oseanografi

10:22
Saat itu pukul 21.28 dan saya baru saja sampai ke kampus, padahal kami dijadwalkan untuk datang pukul 21.00. Entah kenapa, malam itu saya beruntung: banyak yang belum datang dan belum ada tanda-tanda briefing keberangkatan sudah dimulai. Sebenarnya saya tahu bahwa briefing baru mulai jam 22.00. Benar saja, pada pukul 22.00 beberapa asisten datang ke ruang RSGF dan menjelaskan bahwa kami harus menyiapkan logsheet dan memiliki beberapa peralatan yang harus dibawa.

Baik, apa ini? Mengapa tiba-tiba saya membicarakan tentang briefing, logsheet, dan peralatan?

Jadi, saat ini saya sedang berada di semester ke-3 perkuliahan, di jurusan Oseanografi. Terdapat salah satu mata kuliah -Pendahuluan Oseanografi, di mana kami harus menjalani kuliah lapangan di Pulau Pari. Kuliah lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 10-11 November 2018. Selain mata kuliah Pendahuluan Oseanografi, terdapat mata kuliah lain yang berhubungan dengan kuliah lapangan ini yaitu Oseanografi Biologi.

Perjalanan dimulai pada pukul 00.08 pada hari Sabtu, kami menaiki bus ke arah Muara Angke. Syukurlah, jalanan yang kami lewati cukup lancar da tidak macet. Pada pukul 04.30, rombongan sampai di Kali Adem untuk melaksanakan shalat subuh dan sarapan. Setelah sarapan, kami menuju ke kapal yang akan membawa kami ke Pulau Pari.

Pagi hari di Kali Adem
Jam menunjukkan pukul 06.35 dan menurut keterangan asisten, perjalanan ke Pulau Pari dari Kali Adem biasanya hanya membutuhkan waktu 2 jam. Saya pun merasa senang dan tenang karena artinya kami dapat sampai lebih awal dari yang direncanakan. Kesenangan saya dan teman-teman tidak terwujud karena kapal baru berangkat dari dermaga 2 jam kemudian, sekitar pukul 8.42. Selama 2 jam menunggu, beberapa dari kami berfoto dengan latar belakang dermaga. Ada juga yang mereview modul-modul yang mau dilaksanakan nantinya.

Menunggu kapal berangkat dari dermaga

Sesuai perkiraan, 2 jam berikutnya kami sampai di Pulau Pari (sekitar pukul 10.25). Sebelum kami, Bu Muti dan beberapa asisten telah terlebih dahulu datang untuk mengondisikan alat yang akan kami gunakan.

Karena kami datang telat dan sudah tidak ada waktu lagi untuk membereskan barang, kami langsung membagi tugas sesuai yang telah direncanakan seelumnya. Ada yang bertanggungjawab dengan barang setiap kelompok dan membawanya ke penginapan, ada pula yang langsung melaksanakan modulnya. Saya pribadi langsung berkumpul dengan teman-teman kelompok saya yaitu P02.

Modul pertama yang saya laksanakan adalah garis pantai dan kemiringan. Dilaksanakan pada pukul 11.00 hingga 13.00. Yang perlu dilakukan adalah mengatur GPS, mengukur kemiringan pantai setiap 50 meter dan berjalan sepanjang garis pantai sambil membawa GPS untuk memetakan garis pantai.

Sebelum pukul 13.00, kami telah menyelesaikan modul pertama kemudian menuju salah satu rumah di dekat dermaga untuk menyantap makan siang. Saat itu menunya adalah ikan goreng. Sambil menunggu kapal yang akan membawa kelompok saya ke tengah laut, saya membeli telor gulung yang kata beberapa asisten wajib dibeli saat ke Pulau Pari.

Tak lama, kapal pun datang. Kelompok yang sebelumnya ada di kapal turun dan kami pun naik. Beberapa dari mereka bilang, "Semangat, jangan sampai mual ya". Mereka bilang lautnya agak bergejolak. Namun selama saya naik kapal, ternyata ombaknya tidak terlalu besar. Di kapal, kami melaksanakan beberapa modul, antara lain sampling plankton, batimetri, dan menghitung kecepatan dan arah arus menggunakan CTD dan CM. Pertama, saya membantu teman saya, Rama, untuk mencatat data waktu CTD dan CM saat dia menurunkan kedua alat tersebut. Setelah itu, saya membantu memegang plankton net untuk mengambil sampel fitoplankton. Kami kembali ke darat sekitar pukul 15.00.

Modul terakhir yang dilaksanakan dari pukul 15.00-17.00 adalah mengenai pasang surut dan parameter meteorologi. Menariknya, terdapat kejadian yang akan selalu diingat oleh saya dan teman-teman saya saat itu. Adalah jatuhnya AWS karena ketidaksengajaan salah satu teman saya. Saat itu tiang AWS jatuh dan bengkok. Akhirnya, teman kelompok saya secara bergantian memegang AWS tersebut dengan kedua tangan.

Mengangkat AWS karena tiangnya bengkok

Hari itu diakhiri dengan foto bersama dan inventarisasi peralatan. Saya mendengar cerita teman-teman saya yang melaksanakan modul Oseanografi Biologi, mereka menanam mangrove dan rela basah-basahan sampai setinggi dada dan katanya menyenangkan. Itu adalah pengalaman yang tidak saya rasakan saat kuliah lapangan ke Pulau Pari. Tapi tak mengapa, sisanya masih sangat berkesan di diri saya.

Pada malam hari, kami berkumpul di salah satu rumah untuk bertukar data dan evaluasi kegiatan hari itu bersama Bu Muti. Supaya mudah, data-data yang telah diambil difoto lalu dimasukkan ke dalam album di Line.

Saya sudah bertekad untuk bangun pagi dan pergi ke Pantai Perawan untuk melihat sunrise. Tampaknya, seluruh teman saya masih terlelap, mungkin kecapekan. Akhirnya saya ke sana bersama tiga orang teman saya dan anak-anak dari jurusan Mikrobiologi. Pagi itu langit berawan dan sunrise tidak terlihat jelas. Alhasil, kami berfoto saat hari sudah cukup terang. Sekitar setengah jam setelah saya datang, teman-teman saya yang lain dan beberapa wisatawan mulai memenuhi area Pantai Perawan. Ada yang melanjutkan naik kapal dan berkeliling melihat mangrove. Saya sendiri memilih untuk merenang di laut bersama teman-teman yang lain. Satu hal yang saya sukai dari tempat tersebut adalah airnya yang tenang dan dangkal sehingga enak untuk dijadikan tempat bermain. Selain itu, terdapat ayunan yang menghadap ke laut sehingga kami dapat bermain ayunan kemudian langsung menyeburkan diri ke air.

Sebelum matahari terbit di Pantai Perawan

Sekitar jam 7 kami meninggalkan Pantai Perawan menuju penginapan. Saya mandi, merapikan barang kemudian sarapan nasi goreng+telur dadar pagi itu. Pukul 10.00 kami harus angkat kaki dari tempat itu menuju dermaga dan kembali ke tempat asal kita, Bandung.

Sampai Bandung pukul 18.00 dengan keadaan gerimis

No comments:

Powered by Blogger.